Kamasutra ala Bugis


KAMASUTRA BUGIS (ASSIKALABINENG)
adalah sebuah lontara peninggalan Masyarakat Bugis Klasik. Yang membahas bagaimana Bersetubung atau SEKS ala Masyarakat Bugis. Lontara Tassawupe Allaibainengengeng merupakan peninggalan leluhur Masyarakat bugis yang sudah terpengaruh oleh Agama Islam. Lontara Tassawupe Allaibainengengeng juga banyak di terapkan oleh Raja-Raja Bugis terdahulu. Kalau kita menyebutkan Kisah KAMASUTRA mungkin semua para pria sudah tahu. Kisah Kamasutra ini berasal dari Negara India dan ternyata Kebudayaan Nusantara kita juga mempunyai Tassawupe Allaibainengengeng yang mungkin lebih detail dari Kamasurta. Kamasutra, yang ditulis Vatsyayana, hanya membahas seks dari segi aktivitas fisik, emosi, karakter, dan perasaan pasangan, serta aturan-aturan lainnya. Dan ia tidak sampai pada pembahasan adanya hubungan keterlibatan Tuhan dalam setiap hubungan seksual yang dilakukan oleh pasangan suami istri. Sedangkan Assikalibeneang jauh lebih detail, kompleks, real pembacaannya ketimbang Kamasutra. Assikalaibineng secara harfiah berarti cara berhubungan suami istri. Akar kata serupa juga dipakai masyarakat petani sawah di awal masa tanam. Karena padi dan sawah diibaratkan istri, maka suamilah diberi otoritas untuk menggarap dan menanam. Penulis menggunakan istilah tasawupe' allaibinengengnge untuk menjelaskan kedudukan persetubuhan yang lebih dulu disahkan dengan akad nikah dan penegasan kedudukan manusia yang berbeda dengan binatang saat melakukan persetubuhan. Berbeda dengan Kama Sutra yang lebih mengedepankan pada teknik belaka, Assikalabineng lebih dari hal itu. Pengetahuan tentang organ genital dan alat reproduksi, filosofi seks, teknik penetrasi, sentuhan bagian sensitif, penentuan jenis kelamin, pengendalian kehamilan, serta waktu baik untuk berhubungan intim, juga terangkum di dalamnya. Tak hanya itu, juga terdapat pengetahuan cara membuat tubuh istri tetap seksi dan berwajah cerah dengan menggunakan medium seks. Lalu yang tak kalah menakjubkan dari kitab ini yakni betapa orang Bugis, terutama yang menguasai kitab ini .memahami dengan benar jenis-jenis organ genital wanita. Cara mengungkapkannya pun sangat simbolik dengan mengasosiasikannya dengan bunga yang cenderung mekar. Pada jenis tertentu ada yang disebut dengan bunga melati atau bunga sibollo. Dikatakan ini sebagai pustaka penuntun tata cara hubungan seks untuk suami-istri sebagai ilmu yang dipraktikkan Sayyidina Ali dan Fatimah. Muhlis memulainya dengan kisah perbincangan tertutup Ali dan istrinya, yang juga putri Nabi, di tahun ketiga pernikahan mereka. Perkawinan keduanya menghadapi satu masalah sebab Ali belum mengetahui dengan benar bagaimana tata cara menggauli Fatimah. "Kala itu," "Fatimah mengeluarkan ucapan yang menyindir Ali, "Apakah kamu mengira baik apabila tidak menyampaikan titipan Tuhan?", Ali kontan merasa malu dan sangat bersalah. "Ali mulai sadar kalau ia belum memberikan apa yang menjadi keinginan Fatimah di kamar tidur. Maka Ali meminta Fatimah memberitahu keinginan Fatimah dan memintanya untuk mempelajarinya." "Fatimah pun merekomendasikan Muhammad Rasulullah, yang tak lain bapak Fatimah. Datanglah Ali ke Nabi Muhammad dan selanjutnya terjadilah transfer pengetahuan dari bapak mertua kepada anak menantu."

Kisah di atas sekaligus menjelaskan bahwa lelaku dan zikir Assikalaibineng tak terlambat untuk dipelajari. Memang idealnya, tata laku hubungan Assakalaibineng ini diajarkan di awal masa nikah, namun bagi mereka yang ingin mengamalkannya hanya perlu membulatkan tekad, untuk mengubah cara pandangnya, bahwa hubungan suami-istri versi Islam yang terangkum dalam lontara ini. Inilah yang sekaligus menjelaskan mengapa ilmu tarekat atau tasawuf seks ala Bugis-Makassar ini diajarkan terbatas ke calon mempelai pria, memilih momentum beberapa hari sebelum akad nikah. Setelah pengetahuan mandi, berwudu, dan salat sunah lalu tafakur bersama yang disebut nikah batin, maka sampailah pada tahapan lelaku praktis, cumbu rayu, penetrasi, dan masa pascaberhubungan. Dalam naskah Bunga Rampai Budaya, yang berisi, "tata cara mandi junub, sebelum melakuklan hubungan seks untuk membangkitkan gairah wanita serta doa-doanya, dan tata cara agar awet muda setelah berhubungan seks," misalnya, diperoleh dari manuskrip tua setebal 52 halaman yang disalin dari pemilik aslinya, Amiruddin, warga Paccerakkang. Secara teratur buku ini mengklasifikasi titik-titik rangsangan perempuan, manfaat mandi sebagai foreplay atau siklus perubahan titik rangsangan wanita yang berubah sesuai siklus haid, dan hari di masa subur istri, dan siklus mani perempuan yang berpindah-pindah. Di mana titik mani berada, maka di situlah pusat rangsangan tertinggi, dan akan membuat pasangan suami istri menggelinjang, laiknya gerakan pangkal ekor ikan mujair di lumpur berair. "Inilah pengetahuan dari Baginda Ali ketika hendak berhubungan dengan Fatimah.
- Malam jumat dia mencium ubun-ubun sebab di situlah maninya berada.
- Malam sabtu dia mencium kepalanya, sebab di situlah maninya berada.
- Malam Ahad, Ali mencium mata Fatimah sebab di situlah maninya berada.
- Malam Senin diciuminya perantara keningnya.
Di manuskrip lain, disebutkan tujuh titik rangsangan yang menjadi daerah sensasi selama peredaran malam;
1. Ubun-ubun (buwung) di malam Jumat;
2. Kepala (ulu) di malam Sabtu;
3. Mata (mata) di malam Minggu (Ahad);
4. Perantara alis (lewa enning) di malam Senin;
5. Hidung (inge') di malam Selasa;
6. Buah dada (pangolo) di malam Rabu;
7. Ulu hati (ulu ati) di malam Kamis.
Ketujuh pusat rangsangan itu adalah bagian dari dua belas sensasi seksual perempuan. "Efek rangsangan terbaik bila dilakukan pada rangkaian titik peka itu, diraba, lalu selalu diiringi ciuman, sebelum masuk ke tahap penetrasi, yang diikuti beberapa mantra dalam bahasa Arab dan Lontara Di bagian lanjutan tulisan ini, nantinya akan mengulas beberapa lafalan teknik menahan nafas. Namun, bagian lain halaman buku itu juga diberikan tips parktis untuk mengetahui apakah seorang suami siap berhubungan seks atau tidak, maka disarankan bagi pria untuk mengangkat tangan kirinya, lalu menghembuskan nafas dari hidung. Jika nafas yang keluar dari lubang hidung kanan lebih kuat berhembus, maka pertanda kejantanan yang bangkit. Namun jika hembusan dari lubang kiri lebih kuat, maka sebaiknya sang suami menunda lebih dulu.

".. dalam keyakinan kebatinan Bugis, nafas hidung yang lemah dan kuat berkaitan langsung dengan ilmu kelaki-lakian atau kejantanan seorang pria...". WAKTU BERSETUBUH Tentang waktu dan hari bersetubuh yang ideal pun dikemukakan. Ada empat hari baik yakni
1. Malam Senin,
2. Malam Rabu,
3. Malam Kamis, dan
4. Malam Jumat.
Kendati demikian, malam-malam itu tidak begitu mengikat, terutama jika berkaitan dengan vitalitas tubuh, situasimental, dan lingkungan. FOREPLAY Buku ini menggunakan istilah makkarawa (meraba) dan manyyonyo (mencium) untuk tahap foreplay. Ini dengan asumusi pihak pria sudah mengetahui 12 titik rangsangan, dan rangkaian mantra (paddoangeng). Meraba lengan adalah titik pertama yang disarankan dikarawa, sebelum meraba atau mencium titi-titik lainnya. Pele lima (telapak tangan), sadang (dagu), edda' (pangkal leher), dan cekkong (tengkuk) adalah sejumlah titik yang dalam buku ini direkomendasikan di-karawa dan dinyoyyo di tahap awal foreplay. Atau pada teknik pendahuluan (foreplay) di halaman 92 yang bercerita mengenai tindakan apa saja yang bisa membangkitkan gairah. "Lalu ciumlah pipi kirinya tiga kali kemudian bacalah ini. Cium lagi pangkal lehernya dan bacalah ini..." Setelah bagian badan tubuh, mulailah masuk di sekitar muka. Titik "rawan" istri dibagian ini disebutkan; buwung (ubun-ubun), dacculing (daun telinga), lawa enning (perantara kening dia atas hidung), lalu inge (bagian depan hidung). Di titik ini juga disebutkan, tahapan di bagian badan sebelum penetrasi langsung adalah pangolo (buah dada) dan posi (pusar). "Perlakukan semampu kamu hingga kenikmatan mencapai puncak. Pertemukan mulutmu dengan mulutnya. Hidungmu dengan hidungnya. Matanya dengan matamu. Dahinya dengan dahimu. Pastikan bahagian tubuhmu dan tubuhnya bertemu. Arahkan salah satu tanganmu ke farjinya. Tangan satunya lagi memegang kepalanya. Julurkan lidahmu, gigit lidahnya dan isaplah nafasnya. Ucapkan zikir ini A-I-U. Ucapkan dalam hati, "tubuhmu lenyap di tubuhku. Hatimu lenyap di hatiku, rahasiamu lenyap di rahasiaku..." Selanjutnya ada tahap yang harus dilakukan (halaman 104). "Peganglah pusarnya. Jengkalkan tanganmu, ibu jarimu dipusarnya dan kelingkingmu di farjinya. Bila tampak bagimu nafsunya telah bangkit maka berilah penciuman dua belas. Pertama-tama, ciumlah ubun-ubunnya..." Hingga kemudian terjadilah orgasme. "Jika dia mencapai orgasme, janganlah melepasnya sebab dia sedang mencapai puncak kenikmatan.. ( nalolongennitu rennue makkunraiyye enrengnge nyamengnge. Alliangngani aja'na mulappessangngi)."

Mari lihat tentang cara mendekati istri menurut Assikalabineng. "Jika kamu mau menyentuh pintu kiri, tekuk kaki kirimu dan luruskan kaki kanannya, pastilah kamu menyentuh pintu kiri. Pada akhirnya di situlah perempuan akan menemukan kenikmatan..." Assikalabineng pun menjelaskan cara merangsang pada titik peka di tubuh istri. Cara yang dimaksud antara lain memegang perut, mencium ubun-ubun, mencium pipi, mencium pangkal leher, dan mencium farji. Ada 12 titik rangsangan pada tubuh si perempuan yakni :
1. ubun-ubun (buwung),
2. telinga (docciling),
3. perantara kening (lawa enning),
4. mata (mata),
5. pipi (pili),
6. hidung (inge'),
7. dagu (sadang),
8. pangkal leher (edda'),
9. tengkuk (cekkong),
10. telapak tangan (pale' lima),
11. buah dada (pangolo),
12. dan pusar (posi).
Sedangkan pada laki-laki ada tiga titik rangsangan yakni :
1. mulut (timu),
2. tangan (jari), dan
3. zakar (kalamung).
Tiga titik rangsangan ini juga dapat dijadikan sebagai alat untuk merangsang perempuan. Bila ketiga alat itu dikombinasikan pergerakannya pada titik rangsangan perempuan maka akan membangkitkan sensasi yang luar biasa. TEHNIK BERSETUBUH Tentang bagaimana menghadapi orgasme. "Apabila zakarmu telah masuk, tahanlah nafasmu. Janganlah lupa diri dan jangan terlalu bernafsu. Ingatlah kata syareat dalam persetubuhan. Dalam foreplay berupa makkarawa dan manyonyyo ini, buku menyarankan tetap tenang dan mengatur irama naffaseng (nafas). Karena kitab persetubuhan ini sangat dipengaruhi oleh ajaran fiqhi al'jima atau ajaran berhubungan seks suami istri dalam syariat Islam, maka proses menahan nafas itu direkomendasikan dengan melafalkan zikir dan menyatukan ingatan kepada Allah Taala. "Mmupanggoloni kalamummu, mubacasi iyae/ya qadiyal hajati mufattikh iftahkna/.....! Pada ppuncu'ni katauwwammu pada'e tosa mpuccunna bunga'e (sibolloe)/tapauttmani' katawwammu angkanna se'kkena, narekko melloko kennai babangne ri atau, lokkongi ajae ataummu mupallemmpui aje; abeona makkunraimmu, majeppu mukennai ritu atau...., na mubacaisi yae wikka tellu ppulo tellu/subhanallah../"

Artinya, "....arahkan zakarmu, dan bacalah ini/Ya qadiyyal hajati mufattikh iftakhna/....kemudian cium dadanya,. lalu naikkan panggulnya, ... ketika itu mekarlah kelaminnya layaknya mekarnya kelopak bunga, masukkan zakarmu hingga batas kepalanya, dan bacalah subhanallah 33 kali..... Dalam komentar penulis buku ini,menyebutkan, ejakulasi dini oleh pria banyak terjadi karena pikiran suami terlalu fokus ke pelampiasan untuk mencapai klimaks. Perlu diketahui, seperti ajaran agama Islam, kitab Assikalaibineng bukan seperti buku-buku lain yang mengajarkan gaya dan teknis bersenggama dan melampiaskan nafsu belaka. Laiknya ibadah, inti dari ajaran Assikalibineng adalah mengelola nafsu birahi ke arah yang lebih positif dan bermanfaat secara spiritualitas. SETELAH SELESAI Ada pula cara memanjakan istri sehabis berhubungan. "Apabila kamu selesai bersetubuh, luruskan kaki dan sejajarkan lutut istri dengan baik. Tekan panggulnya dan usap pula keringatnya. Pegang pula persendiannya. Usap-usaplah seluruh tubuhnya sampai dia tertidur baru kamu berhenti." TEKNIK MENGATUR NAFAS Pada sub bab Teknik Mengendalikan Emosi Seks atau Hawa Nafsu, buku ini menyajikan laku zikir untuk mengiringi gerakan seksual dari pihak suami. Teknik mengatur napas adalah inti dari ketahanan pihak suami. Untuk menjaga endurance napas suami agar istrinya bisa mencapai orgasme, misalnya, saat kalamung (zakar) bergerak masuk urapa'na (vagina) disarankan membaca lafal (dalam hati) Subhanallah sebanyak 33 kali disertai tarikan nafas. "Narekko mupattamamai kalammu, iso'i nappasse'mu". “narekko mureddui kalamummu, muassemmpungenggi nappase'mu.” Kalau zakarmu masuk, maka isap nafasmu, sebaliknya, jika menarik zakar, maka hembuskanlah napasmu dan menyebutkan budduhung. Bahkan bisa dibayangkan karena babang urapa'na (pintu vagina) perempuan ada empat bagian, maka di bagian awal penetrasi, disarankan hanya memasukkan sampai bagian kepala kalamummu lalu menariknya sebanyak 33 dengan tarikan napas dan disertai zikir, hanya untuk menyentuh "timungeng bunga sibollo" (klitoris bagian kiri). Mungkin bagi generasi sekarang, lafalan zikir dalam hati saat bersetubuh akan sangat lucu, namun pelafalan Subhanallah sebanyak 33 kali dan perlahan dan diikuti tarikan napas akan membuat daya tahan suami melebihi ekspektasi istri. Penggunaan kata timungeng bunga sibollo sekaligus menunjukkan bagaimana para orang Bugis-Makassar terdahulu mengemas ungkapan-ungkapan erotis dalam bentuk perumpamaan yang begitu halus dan memuliakan kutawwa makkunraie (alat kelamin perempuan), dan ungkapan kalamummu (untuk zakar).
Secara terstruktur, perempuan ditempatkan dalam posisi yang pasif dalam teks assikalaibineng ini. Hal tersebut dapat kita lihat bagaimana kuasa laki-laki makkarawa (menyentuh) sedangankan perempuan sebagai pihak yang ikarawa (disentuh), laki-laki yang mencium, membaringkan, meniup ubun-ubun dst, sedangkan perempuan sebagai pihak yang dicium, dibaringkan dan ditiup ubun-ubunnya.

SEBELUM BERHUBUNGAN / KETIKA AKAN MULAI Dalam teks assikalaibineng ini juga digambarkan beberapa tata aturan sebelum dan sesudah melakukan hubungan seks. Sebelum memulai disyaratkan untuk mengambil air wudu, lalu membaca doa, "laa tadrikul absara wahuwa yadrikuh laa absaru wahuwa lisainul habiir" sembilan kali lalu dilanjutkan membaca, "kulhuwallahu" tiga kali dan seterusnya. Assikalaibineang sebuah konsep tatacara melakukan hubungan badan antara suami isteri yang lebih lengkap dan lebih realistis sekaligus lebih sakral dan mulia dibandingkan dengan konsep Kamasutra. Assikalaibineang sangat jelas menunjukkan keterlibatan Tuhan pada hubungan badan suami istri. Ia dilakukan harus dalam keadaan berwudhu, setelah itu membaca surah al-ikhlas tiga kali, kemudian memulai permainan dan pada setiap perubahan gerakan permainan dan mengkonsentrasikan ciuman pada bagian tertentu dari tubuh istri harus selalu diiringi pula dengan doa, hingga bila air mani keluar dianjurkan untuk melakukan takbir sebanyak 4 kali. Dalam rangka melibatkan dan menyatukan diri dengan Tuhan lewat hubungan seksual tersebut ia memakai ilmu pengetahuan dari Baginda Ali ketika dia akan berhubungan Fatimah. Menjadikan Ali sebagai rujukan ilmu memang sesuatu yang niscaya bagi yang mengaku sebagai umat Muhammad karena Nabi Muhammad SAW sendiri bersabda : “Ana Madinatul ‘ilm wa Aliun Babuha” (Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya). Jadi sangat tepat memang bila dalam tradisi keilmuan masyarakat Bugis, Makassar, Mandar, dan Toraja merujukkan keilmuanya kepada Ali bin Abi Thalib. Berdasarkan hadis, bila ingin masuk dalam kota ilmu maka adalah tindakan yang sopan dan santun harus masuk lewat pintu gerbangnya. Selain itu tercela. Seperti proses seleksi hadis, penulis memaparkannya utuh dan menganalisanya. Dalam naskah Bunga Rampai Budaya, yang berisi, "tata cara mandi junub, sebelum melakuklan hubungan seks untuk membangkitkan gairah wanita serta doa-doanya, dan tata cara agar awet muda setelah berhubungan seks," Secara teratur buku ini mengklasifikasi titik-titik rangsangan perempuan, manfaat mandi sebagai foreplay atau siklus perubahan titik rangsangan wanita yang berubah sesuai siklus haid, dan hari di masa subur istri, dan siklus mani perempuan yang berpindah-pindah. Karena itu, suami sebagai subyek dan istri sebagai obyek, sedapat mungkin mengarahkan hubungan itu pada kenikmatan bersama. Kegagalan memberi kenikmatan bersama di tempat tidur bisa membuat suami digelari orowane bonggo atau lelaki yang dungu. Sebaliknya, laki-laki yang mampu membuat istrinya puas, disebut sebagai orowane mapata, suami yang cerdas. Demikianlah yang disebut laki-laki yang berpengetahuan terhadap istrinya. Jika tidak demikian halnya, maka itulah yang dinamakan perilaku laki-laki dungu yang membosankan." Masalahnya kemudian adalah, pada umumnya suami hanya bisa menjalani hubungan seksual rata-rata tidak lebih dalam lima menit. Sedangkan pada rentang waktu itu, si istri malah belum bisa merasakan puncak kepuasaan. Atas kendala itulah, terletak fungsi pengetahuan yang terdapat dalam lontara Assikalabineng. Selanjutnya ada tahap yang harus dilakukan. "Peganglah pusarnya. Jengkalkan tanganmu, ibu jarimu dipusarnya dan kelingkingmu di farjinya. Bila tampak bagimu nafsunya telah bangkit maka berilah penciuman dua belas. Pertama-tama, ciumlah ubun-ubunnya..."

Hingga kemudian terjadilah orgasme. "Jika dia mencapai orgasme, janganlah melepasnya sebab dia sedang mencapai puncak kenikmatan.. ( nalolongennitu rennue makkunraiyye enrengnge nyamengnge. Alliangngani aja'na mulappessangngi)." Assikalabineng pun menjelaskan cara merangsang pada titik peka di tubuh istri. Cara yang dimaksud antara lain memegang perut, mencium ubun-ubun, mencium pipi, mencium pangkal leher, dan mencium farji. Yang tak kalah menarik dari Assikalabineng yakni mengandung informasi bahwa pola seksual akan berpengaruh pada kualitas fisik anak yang dilahirkan. Suara yang merdu, sikap yang jantan, mata yang memikat, bisa dipersiapkan sejak dini di tempat tidur. Manuskrip Assikalaibineng amat mementingkan kualitas hubungan badan ketimbang frequensi atau multiorgasme. Assikalaibineng adalah ilmu menahan nafsu, melatih jiwa untuk tetap konsentrasi dan tak dikalahkan oleh hawa nafsu. Namun pada intinya, Assikalaibineng bukanlah lelaku atau taswawwuf untuk berhubungan badan, lebih dari itu assikalaibnineng adalah tahapan awal untuk membuat anak yang cerdas, beriman, memiliki fisik yang sehat. Inti dari ajaran ini adalah bagaimana membuat generasi pelanjut yang sesuai tuntutan agama. Banyak teori seksualitas mengungkapkan bahwa potensi enjakulasi sebagai puncak kenikmatan seksual bagi laki-laki lebih tinggi ketimbang perempuan. Perbandingannya delapan kali untuk suami, dan satu kali bagi istri. Dia melanjutkan, "kejiwaanlah yang menyebabkan faktor terbesar sekaligus penggerak seseorang melakukan hubungan seks, sedangkan tubuh dan alat reproduksi hanya merupakan alat pemuasan bagi melaksanakan kehidupan kejiwaan seseorang. Sedangkan teknik mengelola nafas dengan zikir, cara penetrasi, dan menutup hubungan dengan pijitan ke sejumlah titik rangsangan perempuan, dan menemani istri tertidur dalam satu selimut atau sarung merupakan bentuk akhir menjaga kualitas hubungan. WAKTU BERSETUBUH Pengetahuan praktis seperti waktu yang baik dan kurang baik untuk berhubungan badan juga secara rinci diatur dalam kitab ini. "Tidak sepanjang satu malam menjadi masa yang tepat untuk bersetubuh." Terdapat keterkaitan waktu bersetubuh dengan kualitas anak yang terbuahi, seperti warna kulit anak.
1. Untuk memperoleh anak yang berkulit putih, persetubuhan dilakukan setelah isya.
2. Untuk anak yang berkulit hitam, persetubuhan dilakukan tengah malam (sebelum shalat tahajjud).
3. anak yang warna klitnya kemwerah-memerahan dilakukan antara Isya dan tengah malam.
4. Sedangkan untuk anak berkulit putih bercahaya, bersetubuhan dilakukan dengan memperkirakan berakhirnya masa terbit fajar di pagi hari. Atau lebih tepatnya dilakukan usai solat subuh, antara pukul 05.15 hingga pukul 06.00 jika itu waktu di Indonesia. Ini sekaligus supaya mempermudah mandi junub.
Sementara metode memperolah anak laki-laki dan anak perempuan. Jika menginginkan anak laki-laki, maka menjelang penetrasi (koitus), suami hendaknya memegang dan mengangkat kaki kanan istrinya. Sebaliknya bila mendambakan anak perempuan, maka suami harus memegang dan lebih dahulu mengangkat kaki kiri sang Istri.

Metode lainnya adalah setelah orgasme, bila mengharap anak laki-laki, miringkanlah tidur istri ke kanan. Bila menginginkan anak perempuan maka tubuh istri dicondongkan ke kiri. Secara khusus kitab ini adalah menuntut pihak suami sebagai inisiator dan mengingatkan kepada istri, agar menyesuaikan waktu tidur dengan keinginan melakukan persetubuhan. Sebab ternyata, persoalan waktu amat berdampak secara psikologis maupun biologis, terutama pihak istri. Teks assikalaibineng secara spesifik menyebutkan adanya kaitan waktu tidur istri dengan ajakan suami bersetubuh. Assikalaibineng menyebutkan, "bila suami mengajak istri berhubungan saat menjelang tidur, maka ia merasakan dirinya diperlakukan [penuh kasih sayang (ricirinnai) dan dihargai (ripakalebbiri). Akan tetapi jika istri sedang tidur pulas, lantas suami membangunkannya untuk bersetubuh, maka istri akan merasa diperlakukan laiknya budak seks, yang disitilahkan dengan ripatinro jemma'. Soal bangun membangunkan istri yang tidur pulas, assikalaibineng juga memberikan cara efektif. Kitab ini sepertinya tahu betul, bahwa jika usai orgasme sang istri biasanya langsung tertidur. Untuk menunjukkan kasih sayang, maka usai berhubungan lelaki bisa mengambil air, lalu mercikkan satu dua tetas ke muka istri. Setelah istri terbangun, lelaki memberikan pijitan awal di antara kening, mata, menciumim ubun-ubun, memijit bagian panggul lalu bercakap-cakap sejenak. Percakapan ini bagi istri akan selalu diingat. Dari hubungan suami istri mulai dari tahap awal hingga akhir berhubungan, mantra dan bacaan-bacaan zikir tak pernah lepas, baik untuk istri maupun untuk suami. Intinya tuhan selalu menjadi fokus ingatan. Bahkan saat puncak kenikmatan itulah lantunan zikir dan syukur terus terucap. Kenikmatan juga diperoleh karena mengikuti tuntunan mantra dan dan zikir saat mengikuti gerakan seksual, mengelola nafas, hingga bagaimana etika saat akhir hubungan suami istri dilakukan. Jadi tidak begitu saja langsung tidur saat hubungan suami istri berakhir. TEKNIK MENGENDALIKAN EMOSI SEKS ATAU HAWA NAFSU Pada sub bab Teknik Mengendalikan Emosi Seks atau Hawa Nafsu, buku ini menyajikan laku zikir untuk mengiringi gerakan seksual dari pihak suami.
Sementara bagi laki-laki yang mudah ejekulasi dini, tipsnya adalah pengelolaan nafas disertai bacaan zikir. Selain itu, tipsnya pihak laki-laki perlu mengendalikan nafsu seks yang menggebu-ngebu, sehingga mampu bertahan pada puncaknya, sehingga seiring pasangannya juga mengalami ejakulasi. Soal nafas ini, cara melakukannya adalah : 1. gerakkan zakar berkombinasi dengan nafas. 2. Doronglah zakar diikuti gerakan nafas. 3. Atau tariklah nafas sekali lalu masukkan zakar tiga kali gerakan keluar masuk. 4. Bila menarik zakar, hembuskanlah nafas. Teknik mengatur napas adalah inti dari ketahanan pihak suami. Untuk menjaga endurance napas suami agar istrinya bisa mencapai orgasme, misalnya, saat kalamung (zakar) bergerak masuk urapa'na (vagina) disarankan membaca lafal (dalam hati) Subhanallah sebanyak 33 kali disertai tarikan nafas.

"Narekko mupattamamai kalammu, iso'i nappasse'mu". Sebaliknya, jika menarik zakar, maka hembuskanlah napasmu (narekko mureddui kalamummu, muassemmpungenggi nappase'mu), dan menyebutkan budduhung. Bahkan bisa dibayangkan karena babang urapa'na (pintu vagina) perempuan ada empat bagian, maka di bagian awal penetrasi, disarankan hanya memasukkan sampai bagian kepala kalamummu lalu menariknya sebanyak 33 dengan tarikan napas dan disertai zikir, hanya untuk menyentuh "timungeng bunga sibollo" (klitoris bagian kiri). "Mmupanggoloni kalamummu, mubacasi iyae/ya qadiyal hajati mufattikh iftahkna/.....! Pada ppuncu'ni katauwwammu pada'e tosa mpuccunna bunga'e (sibolloe)/tapauttmani' katawwammu angkanna se'kkena, narekko melloko kennai babangne ri atau, lokkongi ajae ataummu mupallemmpui aje; abeona makkunraimmu, majeppu mukennai ritu atau...., na mubacaisi yae wikka tellu ppulo tellu/subhanallah../" Artinya, "....arahkan zakarmu, dan bacalah ini/Ya qadiyyal hajati mufattikh iftakhna/....kemudian cium dadanya,. lalu naikkan panggulnya, ... ketika itu mekarlah kelaminnya layaknya mekarnya kelopak bunga, masukkan zakarmu hingga batas kepalanya, dan bacalah subhanallah 33 kali. AWAL PERSETUBUHAN Ketika hendak memulai hubungan badan sangat dianjurkan berwasilah kepada Ali dan Fatimah demi mendapatkan keberkahan, kesempurnaan, kepuasaan dan kenikmatan puncak. "..bila kamu dan istrimu pertama kali berhubungan, maka tafakurlah lebih dulu. Pusatkan mata hatimu, lihatlah dirimu sebagai Alif , dan istrimu sebagai huruf Ba." Lalu peganglah lengannya lalu ucapkan salam berbunyi, Assaalamu alaikum, Ali memegang, Fatimah dipegang. Apabila kamu memegang tangannya maka ucapkan syahadat. Ucapkan dalam hati Jibril menikahkan saya, Muhammad Wali saya, wali saksi saya, atas kehendak Allah taala, kunfayakun. Lalu mulailah dengan ciuman, dan …… ” NIKAH BATIN Konsep nikah bathin ini adalah amalan dan ajaran tasawwuf dalam peristiwa Assikalaibineng. Proses ini adalah penyatuan unsur lahiriah dan bathiniah antara lelaki dan perempuan. Dalam kitab ini, disebut penyatuan eppa sulapa. Penyatuan tubuh dengan tubuh, hati dengan hati, nyawa dengan nyawa, dan rahasia dengan rahasia. Dengan, konsep nikah batin inilah yang merupakan klimaks dalam konteks spiritualitas manusia dalam hubungan seks, atau "tassawuf seks". Kitab ini menempatkan hubungan seks di malam pertama dan malam-malam selanjutnya sebagai ritual keagamaan, bukan wadah pelampiasan nafsu, atau menghabiskan masa honeymoon. Sebelum melakukan hubungan seks, pasangan mandi secara terpisah, lalu berwudu dan melakukan tafakkur dalam salat sunnah. Buku ini faham betul, bahwa hasrat pria selalu lebih besar, namun paling cepat “terlampiaskan”. Proses ini, diebut dengan “nikah batin”. Istilah ini merujuk kepada pengalaman anak mertua nabi Muhammad, Ali dengan Fatimah.
Menurut dia, teks Assikalaibineng memaparkan perlakuan fase inti hubungan seks ini misalnya cara menyentuh titik peka vagina empat sisi yaitu kiri, kanan, atas, dan bawah. "Sentuhan terhadap empat
dinding tersebut menunjukkan cara dan gaya persetubuhan yang variatif dan seluruh gaya itu dikendalikan oleh pihak laki-laki. Menyentuh empat pintu vagina istri itu menjadi tahap awal sebelum menyentuh daerah terdalam (pintu surga) vagina, yang disebutkan akan memberi puncak kenikmatan seksual terhadap istri." MARI LIHAT TENTANG CARA MENDEKATI ISTRI MENURUT ASSIKALABINENG. "Jika kamu mau menyentuh pintu kiri, tekuk kaki kirimu dan luruskan kaki kanannya, pastilah kamu menyentuh pintu kiri. Pada akhirnya di situlah perempuan akan menemukan kenikmatan..." "Perlakukan semampu kamu hingga kenikmatan mencapai puncak. Pertemukan mulutmu dengan mulutnya. Hidungmu dengan hidungnya. Matanya dengan matamu. Dahinya dengan dahimu. Pastikan bahagian tubuhmu dan tubuhnya bertemu. Arahkan salah satu tanganmu ke farjinya. Tangan satunya lagi memegang kepalanya. Julurkan lidahmu, gigit lidahnya dan isaplah nafasnya. Ucapkan zikir ini A-I-U. Ucapkan dalam hati, "tubuhmu lenyap di tubuhku. Hatimu lenyap di hatiku, rahasiamu lenyap di rahasiaku..." TENTANG BAGAIMANA MENGHADAPI ORGASME "Apabila zakarmu telah masuk, tahanlah nafasmu. Janganlah lupa diri dan jangan terlalu bernafsu. Ingatlah kata syariat dalam persetubuhan. Jika mani telah keluar, maka lepaslah nafas sedikit demi sedikit. Jangan melepasnya sekaligus. Lepaskan sebanyak empat tahap lalu merasakan kenikmatannya." "Rekko mangujuni ilao manimmu takabbereno wekka eppa/urape'ni alemu, nupassamangi makkeda; alhamdulillahahi nurung Muhammad habibillah./ nareko purano mualai wae, muteggoi bikka tellu, nareko purano, mualani minyak pasaula, musaularenggi kutawwamu apa napoleammengi dodong mupogaukangeki paimeng/Apa' nasenggao manginggi'/ Aja mu papinrai gaumu denre purai mupogau, iya na ritu riyaseng temanginggi. Kira - kira artinya : jika air manimu sudah keluar maka bertakbirlah empat kali. Kemudian turunkan tubuhmu dan ucapkan hamdalah dan pujian ke nabi Muhammad. Jika usai minumlah air dengan tiga tegukan, dan ambilah minyak gosok dan urutlah kelaminmu agar tubuhmu pulih kembali dan agar jangan sampai kau lelah. KAITAN WAKTU TIDUR ISTRI DENGAN AJAKAN SUAMI BERSETUBUH. Assikalaibineng menyebutkan, “bila suami mengajak istri berhubungan saat menjelang tidur, maka ia merasakan dirinya diperlakukan [penuh kasih sayang (ricirinnai) dan dihargai (ripakalebbiri). Akan tetapi jika istri sedang tidur pulas, lantas suami membangunkannya untuk bersetubuh, maka istri akan merasa diperlakukan laiknya budak seks, yang disitilahkan dengan ripatinro jemma’. ADAB SETELAH PERSETUBUHAN Untuk menjaga kebugaran tubuh, assikalaibineng misalnya merekomendasikan di kamar tidur dan massage (pijitan) rutin pasca-bersetubuh. Sedangkan untuk perawatan kulit, juga tak perlu cream pelembab atau whitening lotion.

Kitab ini mengajarkan manfaat penggunaan "air mani" sisa yang biasanya meleleh di bagian luar babang urapa' (vagina) istri dan kalamummu (zakar) pihak suami dan sejumlah mantra bugis-Arab, secara subtansial lebih merupakan niat, sekaligus ekspresi kasih-sayang suami kepada istri pasca-berhubungan, Sedangkan tahapan selanjutnya, usai berhubungan, ambilah air mani dari liang fajri yang sudah bercampur dengan cairan perempuan. Letakakkanlah di telapak tangan mu, air mani dicampur dengan air liur dari langit-langit (sumur qalqautsar) suami, sebelum mengusap air mani tersebut ke tubuh istri, terlebih dulu membaca doa dengan lafalan bugis, "waddu waddi, mani-manikang". Mani riparewe, tajang mapparewe, tajang riparewekki...". Air mani basuhan ini bisa dipijitkan ke titik-tikik 12 rangsangan agar tidak berkerut, atau memijit bagian panggul dengan tulang kering di ujung bawah jari kelingking, untuk membuat tubuh istri tidak melar tapi tetap langsing. CARA MEMANJAKAN ISTRI SEHABIS BERHUBUNGAN "Apabila kamu selesai bersetubuh, luruskan kaki dan sejajarkan lutut istri dengan baik. Tekan panggulnya dan usap pula keringatnya. Pegang pula persendiannya. Usap-usaplah seluruh tubuhnya sampai dia tertidur baru kamu berhenti." Jika engkau sudah melakukannya, maka lakukanlah perbuatan yang menyenangkan perasaanya. sebagai tanda sayang. Kitab ini menyindir perilaku suami yang langsung tidur lelap atau langsung meninggalkan kamar tidur, sementara si istri belum mendapatkan kepuasan, biasanya akan membuat wanita terhina. Perlakuan itu diistilahkan dengan, teretta'na narekko le'ba mpusoni (adab setelah persetubuhan). PENGOBATAN IMPOTEN Ada juga berisi tuntunan pengobatan bagi yang impotent akibat karena mani kering atau pengaruh hormon. Pengobatannya adalah kuning telur satu butir, putih telurnya dibuang kemudian dicampurkan dengan minyak sapi (minyak sumsum tulang sapi), madu, air perasan bawang merah. Takarannya semuanya diseimbangkan jumlahnya kemudian dicampur menjadi satu. Ramuan tersebut diminum setiap pagi selama tiga hari berturut-turut. Berdasarkan teks tersebut paling lambat 40 hari obat itu akan berkasiat, membuat zakar berfungsi kembali. Khasiat lainnya, mengobati semua penyakit yang ada di dalam tubuh.

Assakalabineng adalah kumpulan manuskrip Lontara asli yang dikumpulkan, diterjemahkan, lalu diolah oleh filolog lontara dari Univeritas Hasanuddin (Unhas), Muhlis Hadrawi, menjadi bacaan dan pengetahuan yang siap dipraktikkan

Baca Juga Artikel Terkait



0 komentar:

Posting Komentar

Entri Populer